Menemukan Aku, Kembali..
Delapan belas tahun yang lalu, aku memutuskan untuk menikah — dan pelan-pelan meninggalkan karierku. Keputusan itu kuambil dengan sadar, meskipun saat itu aku memang sedang cukup lelah dalam berkarier. Waktu itu, aku merasa sudah punya tujuan hidup yang jelas. Lalu bertemu laki-laki baik hati dengan arah hidup yang sejalan. Jadi ya… kenapa tidak membina rumah tangga saja? Dan dari sana, lahirlah peran yang tak terhindarkan: menjadi ibu. Aku tidak ingin punya anak hanya sebagai status. Kupikir, menghadirkan manusia ke dunia ini harus dibarengi dengan komitmen untuk membesarkannya. Itu sebabnya aku meninggalkan karierku — karena aku tahu, membesarkan anak bukan sesuatu yang bisa disambi. Padahal sebenarnya aku juga menyukai karierku. Itu pun pilihan sadar yang sudah kupupuk sejak SMA, saat aku sudah tahu jurusan kuliah apa yang ingin kutekuni. Ketika akhirnya bekerja di bidang itu, aku menjalaninya dengan suka cita. Tapi ya, pekerjaanku memang menuntut jam panjang dan penuh friksi. Dan r...