Memilih Untuk Tidak Memilih

" Ya abis gimana, gue nggak punya pilihan lagi !" Seberapa sering kita mendengar pernyataan semacam itu? Ada kalanya memang kita berada di dalam situasi yang rasanya mau tidak mau harus kita jalani, meski rasanya hati ingin memilih pilihan lain tapi kondisi sangat tidak memungkinkan. Kita lantas bertanya-tanya, mengapa Tuhan memberi jalan semacam ini? Lalu terjebak dalam situasi yang mengasihani diri sendiri, seolah menjadi orang paling menderita di dunia. Seperti yang dialami seorang kerabat saya, sebut saja namanya Anggrek (karena nama Mawar sudah terlalu banyak disebut). Ia terjebak dalam kondisi menikah dengan seseorang yang kerap kali menjadikannya sebagai korban kekerasan. Sang suami suka menipu dan memiliki hutang di mana-mana. Seringkali pulang dalam keadaan mabuk dan kemudian memukulinya. Kami, para kerabatnya, sudah seringkali memintanya untuk keluar dari institusi pernikahan semacam itu. Mulai dari mempertemukannya dengan seorang pengacara, dukun, bahkan mencar...